Wednesday, April 15, 2009
Kategori Hadith
1. Hadis Mutawatir:
Hadis yang diketahui/diriwayatkan oleh beberapa bilangan orang yang sampai menyampai perkhabaran (Al-Hadis) itu, dan telah pasti dan yakin bahawa mereka yang sampai menyampai tersebut tidak bermuafakat berdusta tentangnya.
Hadis Mutawatir, yaitu hadis yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya berdusta atas Nabi Muhammad saw., sebab hadis itu diriwayatkan oleh banyak orang dan disampaikan kepada banyak orang. Contohnya, "Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempatnya dalam neraka. " (H.R Bukhari, Muslim, Ad Darimi, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmizi,. Abu Ha'nifah, Tabrani, dan Hakim).
Menurut para ulama hadis, hadis tersebut di atas diriwayatkan oleh lebih dari seratus orang sahabat Nabi dengan seratus sanad yang berlainan. Oleh sebab itu jumlah hadis Mutawatir tidak banyak.
Hadis Mutawatir terbagi dua:
a. Mutawatir Lafzi, yakni perkataan Nabi,
b. Mutawatir Amali, yakni perbuatan Nabi.
2. Hadis Mashyur:
Hadis utama yang diriwayatkan dari berbilang periwayat Al-Hadis iaitu sekurang-kurangnya tiga sanad (jalan kepunca Al-Hadis) atau dari tiga periwayat Hadis yang berbeza.
Hadis Masyhur, yaitu hadis yang diriwayatkan dari tiga sanad yang berlainan. Contohnya, Orang Islam ialah orang-orang yang tidak mengganggu orang Islam lainnya dengan lidah dan tan¬gannya." (H.R Bukhari, Muslim, dan Tirmizi).
Sanad Bukhari, yaitu Bukhari dari Adam, dari Syubah, dari Abdullah bin Abu Safar, dari As Syabi, dari Abdullah bin Amir,. dari Nabi Muhammad saw.
Sanad Muslim, yaitu Muslim dari Sa'id, dari Yahya, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi Muhammad Saw.
Sanad Tirmizi, yaitu Tirmizi dari Qutaidah, dari Al Lais, dari AI Qa'qa, dari Abu Salih, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw.
3. Hadis Sahih:
Hadis yang berhubung/bersambungan sanad dari permulaan hingga akhir dan periwayat-periwayat tersebut bersifat berikut:
i. Adil
ii. Kuat Ingatannya.
iii. Sejahtera dari keganjilan dan
iv. Sejahtera dari Kecederaan yang memburukkan.
Hadis Shahih, yaitu hadis yang cukup sanadnya dari awal sampai akhir dan oleh orang-orang yang sempurna hafalannya.
Syarat hadis sahih, yaitu:
a. sanadnya harus bersambung,
b. perawinya sudah baligh
c. berakal
d. tidak mengerjakan dosa
e. sempurna hafalannya
f. perawi yang ada dalam sanad itu harus adil dan hadis yang diriwayatkannya tidak bertentangan dengan hadis Mutawatir atau dengan ayat Al Quran.
4. Hadis Hasan:
Hadis yang berhubung/bersambungan sanad dari permulaan hingga akhir dan periwayat-periwayat tersebut bersifat seperti Al-Hadis Sahih, tetapi mereka tidak mempunyai ingatan yang kuat. Hadis Hasan, adalah hadis yang dari segi hafalannya kurang dari hadis shahih.
5. Hadis Dho'if:
Hadis yang tidak diketahui periwayat atau pun periwayatnya tidak bersifat seperti periwayat Hadis Sahih atau Hasan.
Hadis Dha'if, adalah hadis yang tidak bersambung sanadnya, atau di antara sanadnya ada orang yang cacat. Cacat yang dimaksud, rawinya bukan orang Islam, atau belum baligh, atau tidak dikenal orang, atau pelupa/pendusta/fasik dan suka berbuat dosa.
Contohnya, "Barangsiapa yang berkata kepada orang miskin, 'bergembiralah', maka wajib baginya surga." (H.R. Ibnu 'Adi). Di antara perawi hadis tersebut ialah Abdu Mali bin Harun. Menurut Imam Yahya, ia pendusta, sedangkan Ibnu Hiban mengecapnya sebagai pemalsu hadis.
6.Hadis Mudha'af:
Adalah hadis yang lemah matan dan sanadnya.
Contohnya, "Asal setiap penyakit adalah dingin." (H.R. Anas dengan sanad yang lemah).
7.Hadith Marfu' :
Hadith marfu' ialah hadith yang disandarkan kepada RasuluLlah sallaLLahu 'alaihi wasallam samada kata-kata , perbuatan,pengakuan atau sifat-sifatnya ataupun samada sanadnya bersambung-sambung (Muttasil al-isnad) terus kepada Nabi atau sebaliknya, sama ada yang menyandarkannya itu seorang sahabat atau seorang tabi'in.
Ia juga bermaksud hadith yang disandarkan kepada Nabi. Seperti : Nabi bersabda...
Hadith ini boleh dijadikan hujjah sekiranya ia disepakati dan sampai kepada martabat Sahih dan Hasan. Hadis Marfu', adalah hadis yang harus diselidiki lebih dulu dalam kitab-kitab hadis, apakah itu perkataan Nabi atau Sahabat.
Contohnya, Ibnu Mas'ud berkata: "Rasulullah melaknati orang yang menghalalkan dan orang yang dihalalkan untuknya. " (H.R. Ahmad bin Hambal, Nasai, dan Tarmizi). Hadis tersebut berarti dari Sahabat, namun Ibnu Mas'ud menyandarkan kepada Nabi dengan kata "Rasulullah melaknati."
8.Hadith Mauquf:
Hadith Mauquf ialah atsar sahabat atau kata-kata atau perbuatan atau taqrir yg disandarkan kepada sahabat. Ia diklaskan sama dgn hadith: sahih/hasan/dha'i f. Tidak dapat dijadikan dalil hukum, cuma penguat jika kata-kata ini selaras dengan hukum yang sudah tsabit.
(Ibn Kathir, Ikhtisyar uluumul Hadith/48)
9.Hadith Mursal:
Hadith yang disandarkan secara langsung oleh tabi'in kepada Nabi saw tanpa menyebut nama perawi sahabat. Ia adalah hadith dha'if.
10.Hadis Muttasil:
Hadis yang berhubung/bersambung sanadnya dan setiap mereka yang meriwayatkannya mendengar terus dari orang yang meriwayatkan kepadanya sehingga sampai kepada Nabi saw atau kepada para sahabat.
11.Hadis Mahfuz:
Hadis yang terpelihara, iaitu mereka yang meriwayatkan Al-Hadis tersebut, adalah mereka mempunyai kepercayaan yang tidak bertentangan kepercayaan dengan kepercayaan terhadap gulungan lainnya (tidak ada kepentingan peribadi).
12.Hadis Jaiyid:
Hadis yang dikatakan baik dan Sahih oleh ahli atau para penyelidik Al-Hadis.
13.Hadis Mujawwad dan Tsabit:
Merupakan nama lain bagi Al-Hadis Sahih dan Hasan.
14.Hadis Maudhu':
Hadis yang diriwayatkan oleh mereka dengan mendustakannya dari Nabi saw pada halnya nyata tidak. Juga dikenali sebagai Hadis Palsu.(Diriwayatkan berdasar kepentingan tertentu).
http://mforum5.cari.com.my/viewthread.php?tid=207018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kunjungi pula Koleksi Hadits di SUPERPEDIA - http://superpedia.rumahilmu.org - Terus dilengkapi agar dapat memenuhi kebutuhan ummat.
ReplyDelete